Mahasiswi Gigit Polisi Karena Tak Terima Ditegur, Resmi Ditetapkan Jadi Tersangka

Dalam berlalu lintas ada aturan yang harus ditaati oleh pengendara baik roda dua maupun roda empat. Ketertiban di jalan raya menjadi salah satu faktor penting untuk keselamatan saat berkendara.

Jika sudah lampu merah, jangan sekali-kali menerobosnya karena bisa saja hal itu membahayakan. Saat ada tanda dilarang berhenti di area yang telah ditentukan maka tidak boleh stop agar tidak mengganggu kenyamanan pengendara lain.

Bagi pengendara juga sudah sebaiknya melengkapi administrasi perjalanan seperti harus memiliki SIM dan STNK agar tidak terkena tilang oleh polisi lalu lintas.

Selain itu, jangan pernah menjadi pengendara yang arogan dan egois. Sebab jalan umum bukan milik sendiri melainkan untuk masyarakat. Terkadang beberapa pengendara melawan arus jalan sehingga membuat kendaraan lain menjadi tidak nyaman.

Baru-baru ini seorang mahasiswi mengamuk hingga menganiaya seorang polisi yang telah menegurnya karena telah melanggar lalu lintas yakni berjalan melawan arus.

Peristiwa ini terjadi di dekat flyover Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Saat itu, mahasiswi ini sedang mengendarai sepeda motornya namun ia berjalan secara melawan arah.

Melihat hal tersebut, polisi yang sedang bertugas kemudian menyetop mahasiswi tersebut. Namun, bukannya mengaku bersalah sang mahasiswi ini melakukan tindakan yang tidak kooperatif.

Mahasiswi tersebut merasa tak terima karena ditegur oleh polisi hingga dirinya tak bisa menahan emosi dan terjadilah cekcok alias adu mulut antara dirinya dengan petugas yang mana adu omongan itu menjadi pusat perhatian publik.

Diketahui bahwa mahasiswi itu berinisial HFR (23) yang tak hanya menentang polisi namun ia pun melakukan tindak kekerasan. Alhasil, tangan petugas keamanan tersebut kemudian digigit. Tak sampai berhenti di situ bahkan sang mahasiswi menendang dan berusaha mengambil pistol milik anggota polisi. Bahkan ia sempat ingin menabrak petugas kemanan.